Cara Menjadikan Pembelajaran Guru Pembelajaran Berpusat Pada Siswa - CERDIK ONLINE

Latest

Minggu, 30 Oktober 2022

Cara Menjadikan Pembelajaran Guru Pembelajaran Berpusat Pada Siswa

Cara Menjadikan Pembelajaran Guru Pembelajaran Berpusat pada Siswa

Kebanyakan guru kita yaitu guru yang mengajar dengan cara lama. Guru selalu menjadi sumber utama pembelajaran. Guru bangun di depan kelas dan memberikan informasi dan wawasan yang dimilikinya terhadap peserta ajar atau siswa, dan kerap kali mengabaikan partisipasi aktif mereka. Kita pasti tahu bahwa paradigma mencar ilmu jaman kini tidak lagi demikian. Akan namun tidak gampang bagi guru untuk beralih menjadi guru yang melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada penerima asuh. Tanpa sadar, ia selalu menguasai hampir seluruh waktu belajar di kelas, dan peserta didik cuma berlaku pasif. Berikut ini beberapa cara yang dapat dijalankan oleh guru semoga dia dapat bergeser fungsinya menjadi fasilitator dan dapat melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Beberapa cara yang dimaksud itu adalah:
  • Meyakinkan akseptor asuh bahwa mereka bisa
  • Fasilitasi siswa dengan merangsang mereka untuk mencar ilmu dengan lebih giat
  • Sediakan banyak sekali aktivitas belajar bagi akseptor bimbing
  • Sisipkan "berguru bagaimana belajar" dalam acara pembelajaran
  • Berikan kesempatan berguru yang lebih banyak dengan umpan balik
Baiklah kini akan kita diskusikan satu per satu cara menjadikan pembelajaran guru selaku pembelajaran yang berpusat pada akseptor didik (siswa)

 Cara Menjadikan Pembelajaran Guru Pembelajaran Berpusat pada Siswa  Cara Menjadikan Pembelajaran Guru Pembelajaran Berpusat pada Siswa
Cara Menjadikan Pembelajaran Guru Pembelajaran Berpusat pada Siswa


Meyakinkan Peserta Didik Bahwa Mereka Mampu

Yakinkan penerima latih bahwa mereka mampu. Ini tentu bukan hal yang gampang kalau guru itu sendiri tidak percaya bahwa siswanya akan mampu berguru secara mampu berdiri diatas kaki sendiri. Nah, sebab itu, guru harus meyakinkan dirinya sendiri terlebih dulu bahwa peserta didiknya bisa berguru. Dengan demikian beliau akan memperlihatkan potensi kepada siswa untuk mengerjakan peran-tugas yang dirancang guru dalam sesi-sesi pembelajaran. Ia akan memfasilitasi setiap siswa untuk menjalankan tugas-tugas itu, bukan lagi mempresentasikan balasan atau isi dari peran-tugas itu. Memang ini akan terkesan sulit di awal-permulaan, namun bila guru sudah terbiasa (juga para akseptor asuh), maka akan lebih mudah bagi guru untuk memindah perannya dari sumber gosip menjadi fasilitator pembelajaran.

Fasilitasi Siswa dengan Merangsang Mereka untuk Belajar dengan Lebih Giat

Merangsang siswa untuk lebih ulet berguru mungkin juga terkesan bukan pekerjaan yang mudah bagi guru yang sudah biasa mendominasi pembelajaran di kelas. Guru yang sudah biasa menghidangkan semua bahan pembelajaran dengan ceramah akan sukar menciptakan siswa mencar ilmu giat karena metodenya sangat membosankan. Perlu bagi guru untuk merencanakan beragam kegiatan yang beraneka ragam sehingga secara otomatis penerima asuh tertantang dan kepincut untuk lebih giat mencar ilmu karena adanya dorongan rasa ingin tahu yang besar lengan berkuasa dari dalam diri mereka untuk dipuaskan.

Sediakan Berbagai Aktivitas Belajar Bagi Peserta Didik

Ketika seorang guru ingin bergeser dari peran sebagai sumber gosip utama dalam pembelajaran di kelasnya dan selalu mendominasi pembelajaran, maka ia mesti menawarkan berbagai kegiatan dan lembar kerja yang menarik. Metode dan teknik pembelajaran yang senantiasa bervariasi akan membuat kelas yang diampu guru tak pernah membosankan bagi penerima latih untuk mengikutinya. Selalu ada kebaruan acara pembelajaran. Hari ini beda dengan kemarin, dan akan beda pula dengan besok. Kelas dan pembelajaran yang dinamis sangat diharapkan oleh siswa.

Sisipkan "Belajar Bagaimana Belajar" dalam Kegiatan Pembelajaran

Sebagai guru kita semua niscaya tahu bahwa untuk mempelajari sesuatu kadang kala digunakan teknik teknik tertentu untuk mempermudahnya. Ada trik-trik khusus. Karena itu penting di sela-sela pembelajaran dengan beragam kegiatan itu, guru juga menyelipkan cara-cara atau trik tertentu ihwal cara mempelajari, mengerti, atau menguasai sesuatu dengan lebih mudah dan lebih baik. Peserta asuh memerlukan belajar bagaimana belajar, tidak melulu mencar ilmu bahan asuh semata.

Berikan Kesempatan Belajar yang Lebih Banyak dengan Umpan Balik

Ketika kita ingin tahu apakah tampilan kita sudah oke sebelum berangkat ke sekolah, kita umumnya akan bercermin. Kita menyaksikan apakah tatanan kerudung kita sudah rapi. Apakah performa kita telah cukup menawan untuk beraksi di dalam kelas, dan sebagainya. Nah, demikian pula dengan siswa. Agar siswa menjadi aktif dan pembelajaran berpusat kepada mereka, maka guru mesti menawarkan cermin bagi mereka. Cermin itu adalah umpan balik (respon) bagi semua kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh masing-masing siswa. Setiap siswa khas. Mereka akan membutuhkan umpan balik yang berlawanan. Mereka  membutuhkan koreksi dan pujian yang berbeda atas hasil dan proses berguru mereka. Ketika guru berkeliling dan memperlihatkan tanggapan lewat umpan balik kepada masing-masing akseptor bimbing, maka setting pembelajaran secara tidak pribadi akan bermetamorfosis pembelajaran yang berpusat terhadap peserta latih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Harap komentar dengan bahasa yang sopan